PRE WEDDING - RIEF PHOTOGRAPHY

Kenangan asmara anda menjadi tak terlupakan, abadikan momen moment (pre wedding) anda hanya bersama RIEF PHOTOGRAPHY. Karena RIEF PHOTOGRAPHY akan membuai anda dengan hasil paduan foto artistik dengan dibalut olahan digital yang selalu meng hasilkan foto yang sesuai dengan yang anda inginkan.

thanks to Nana - Yosy

thanks to Nana - Yosy
photo n editing by Rief Photography

thanks to nana - yosy

thanks to nana - yosy
photo n editing by Rief Photography

thanks to Putra - Yesica

thanks to Putra - Yesica
location on plaosan temple - photo n design by rief photography

thanks to yustina - afif

thanks to yustina - afif
location on plaosan - photo n editing by rief photography

thanks to Nuraini - Rindra

thanks to Nuraini - Rindra
photo n editing by Rief Photography

thanks to Eva - Budi

thanks to Eva - Budi
photo n editing by Rief Photography

thanks to Eva - Budi

thanks to Eva - Budi
photo n editing by Rief Photography

thanks to chici - coco

thanks to chici - coco
photo n editing by Rief Photography

thanks to nuraini n rindra

thanks to nuraini n rindra
location on beteng vredebeurg - photo n editing by rief photography

thanks to cici - choco

thanks to cici - choco
photo n editing by Rief Photography

thanks to nuraini n rindra

thanks to nuraini n rindra
location beteng vredeburg - photo by n rief photography

thanks to ike - daru

thanks to ike - daru
photo n editing by Rief Photography

thanks to datik - iwan

thanks to datik - iwan
location on tambi wonosobo - photo n editing by rief photography

thanks to chchi - coco

thanks to chchi - coco
location on puri artha hotel - photo n editing by rief photography

thanks to client

thanks to client
make up by dempul alus - location on rief studio - photo by rief photography

thanks to ina - agus

thanks to ina - agus
make up by ina friend - location aeast coast jogja - photo by creative house n rief photography

thanks to ina - agus

thanks to ina - agus
make up by dempul alus - location east coast jogja - photo by creative house n rief photography

thanks to ina - agus

thanks to ina - agus
make up by ina friend - location on east coast jogja - photo by creative house n rief photography

thanks to niken - henky

thanks to niken - henky
make up by dempul alus - location area prambanan jogja - photo by rief photography

thanks to datik - iwan

thanks to datik - iwan
location on tambi wonosobo - photo n editing by rief photography

thanks nuraini - rindra

thanks nuraini - rindra
location on kalikuning kaliurang - photo n editing by rief photography

thanks to chici - coco

thanks to chici - coco
location on sundak beach - photo n editing by rief photography

thanks to Esti - Wijaya

thanks to Esti - Wijaya
location on rawapening,ambarawa - photo by n rief photography

thanks to dian - lala

thanks to dian - lala
make up by dempul alus - location on waduk cermo jogja - photo by creative house n rief photography

thanks to dian - lala

thanks to dian - lala
make up by dempul alus - location on parangkusumo beach jogja - photo by creative house n rief photography

Minggu, 29 Agustus 2010

fotografer jogja - fotografer prewedding - fotografer pernikahan

Sejarah tentang Jogja

Dibawah bayangan gunung setinggi 2.914 meter, yang disebut Gunung Merapi, berdiri Ngayogyakarto Hadiningrat, salah satu kerajaan Mataram di Jawa. Kini disebut sebagai Yogyakarta (Jogja) mulai tahun 1755, ketika wilayah Kerajaan Mataram dibagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta (Solo).

Keraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada saat itu, dan beliau menggunakan keraton sebagai pusat daerah paling berpengaruh di Jawa sejak abad ke-17. Keraton tetap menjadi pusat kehidupan tradisional dan meskipun ada modernisasi di abad ke-20, keraton tetap memancarkan semangat kemurnian, yang ditandai dengan kebudayaannya selama berabad-abad.

Yogyakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan di Jawa. Musik gamelan merupakan pandangan dari masa lalu, klasik dan sejaman, pertunjukan tari-tarian Jawa yang sangat indah dan memabukkan, pertunjukkan wayang kulit dan ratusan kesenian tradisional yang membuat para pengunjung terpesona.

Semangat kehidupan yang luar biasa dan kehangatan kota ini sendiri yang hampir tidak pernah pudar. Seni kontemporer juga tumbuh dalam suburnya kebudayaan dan masyarakat Yogyakarta. ASRI, Akademi Seni Rupa, sebagai contoh, merupakan pusat kesenian di sini, dan Yogyakarta telah mencatatkan namanya sebagai sebuah sekolah seni lukis modern penting di Indonesia, yang mungkin bisa dicontohkan dalam sosok pelukis impresionis, Affandi.

Propinsi ini merupakan salah satu daerah padat di Indonesia dan merupakan pintu gerbang utama menuju pusat Jawa dimana secara geografis tempat ini berada. Membentang dari Gunung Merapi di sebelah utara menuju Samudera Hindia di sebelah selatan. Penerbangan harian menghubungkan Yogyakarta dengan Jakarta, Surabaya, dan Bali, juga kereta api dan angkutan bis menawarkan perjalanan darat dengan rute sama.

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (disingkat dengan Jogja), merupakan salah satu dari 34 propinsi di Indonesia. Propinsi ini dibagi menjadi 5 daerah tingkat II, Kotamadia Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunung Kidul. Luas Yogyakarta sekitar 3.186 km persegi, dengan total penduduk 3.226.443 (Statistik Desember 1997). Propinsi ini terkenal sebagai kota kebudayaan dan pendidikan dan merupakan daerah tujuan wisata. Berdasarkan sejarah, sebelum 1755 Surakarta merupakan ibukota Kerajaan Mataram. Setelah perjanjian Gianti (Palihan Nagar) pada 1755, mataram dibagi menjadi 2 kerajaan: Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarto Hadiningrat. Mengikuti kebiasaan, Pangeran Mangkubumi, adik Susuhunan Pakubuwono II, dimahkotai sebagai Raja Ngayogyakarto Hadiningrat. Kemudian beliau disebut sebagai Sultan Hamengku Buwono I. Pada tahun 1813, dibawah penjajahan Inggris, pemisahan kerajaan Mataram terjadi untuk ketiga-kalinya. Pangeran Notokusumo, putra dari Hamengku Buwono I, dimahkotai sebagai Pangeran Paku Alam I. Kerajaannya terpisah dari Kasultanan Yogyakarta.

Ketika Republik Indonesia berdiri pada 17 Agustus 1945, yang dilambangkan dengan penandatanganan Proklamasi Kemerdekaan, Ngayogyakarto Hadiningrat dan Pakualaman menyatu sebagai salah salah satu propinsi di Indonesia dimana Sri Sultan Hamengku Buwono IX ditunjuk sebagai gubernur dan Sri Paku Alam VIII sebagai wakil gubernurnya. Meskipun propinsi DIY mempunyai wilayah yang relatif kecil, namun kaya akan daya tarik wisata. Pengunjung dapat menemukan berbagai macam hasil seni dan pertunjukan kesenian yang sangat menarik dan menakjubkan.

Sebagai pusat seni dan budaya di Jawa, terdapat beberapa macam daya tarik wisata di Yogyakarta. Hal ini menjadi alasan mengapa orang mereferensikan Yogyakarta sebagai tempat lahirnya kebudayaan Jawa. Dan untuk pecinta gunung, pantai atau pemandangan indah, Yogyakarta juga menyediakan beberapa tempat untuk itu. Propinsi ini juga diakui sebagai tempat menarik untuk para periset, ahli geologi, ahli speleogi dan vulkanologi merujuk pada adanya gua-gua di daerah batuan kapur dan gunung berapi yang aktif. Di selatan kabupaten Gunung Kidul merupakan ujung laut, dimana terdapat beberapa fosil biota laut dalam batuan kapur sebagai buktinya. Untuk para arkeolog, Yogyakarta sangat menarik sebab setidaknya ada 36 candi / situs-situs sejarah disini. Ada beberapa peninggalan peradaban dari abad ke-9. Salah satunya, candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan paling terkenal di Indonesia. Borobudur, candi Budha terbesar, tercatat sebagai salah satu “tujuh keajaiban di dunia”. Borobudur dapat dicapai selama 1 jam dari kota, hanya 42 km sebelah barat laut Yogyakarta. Dalam perjalanan ke Borobudur, dapat mengunjungi Candi Mendut dan Candi Pawon. Candi Mendut merupakan tempat untuk pemujaan, dengan adanya arca Budha Gautama didalamnya.  Beberapa upacara ritual juga masih berlangsung di Yogyakarta, dan masih dilaksanakan sampai sekarang.

Lingkungan yang indah, arsitektur tradisional, kehidupan sosial, dan upacara-upacara ritual membuat Yogyakarta menjadi tempat paling menarik untuk dikunjungi. Seni dan budaya tradisional seperti musik gamelan dan tari-tarian tradisional akan selalu mengingatkan penonton akan kehidupan Yogyakarta beberapa abad yang lalu. Pembangunan teknologi modern berkembang di Indonesia dan di Yogyakarta, ini berkembang secara harmoni dengan adat dan upacara tradisional. Sesuai namanya, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memang benar-benar istimewa. Orang-orangnya sangat ramah. Hal ini membentuk kehidupan dan kelakuan mereka. Mereka menyukai olahraga tradisional, panahan sebagai hobi dan juga sangat menyukai permainan burung perkutut. Mereka juga percaya bahwa orang dapat menikmati hidup dengan mendengarkan kicauan burung. Kompetisi panahan tradisional selalu diselenggarakan untuk memperingati kelahiran raja, yang disebut dengan “Wiyosan Dalem”. Dan pada saat Sri Sultan Hamengku Buwono X lahir, tradisi ini juga dilaksanakan.

Dengan adanya berbagai macam kesenian adat dan upacara tradisional yang masih berlangsung, Yogyakarta juga dikenal sebagai “museum hidup Jawa”, yang dicerminkan dalam segala bentuk hal-hal tradisional berupa kendaraan, arsitektur, pasar, pusat cindera mata, museum, dan banyak pilihan atraksi wisata di Yogyakarta.

sumber : www.pemda-diy.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar